Minggu, 02 Maret 2014

Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan adalah proses bantuan reproduksi di mana sperma disuntikkan dengan kateter ke dalam vagina (intracervical insemination) atau rahim (intrauterine insemination) pada saat calon ibu mengalami ovulasi. Proses inseminasi buatan berlangsung singkat dan terasa seperti pemeriksaan papsmear. Dalam dua minggu, keberadaan janin sudah bisa dicek dengan tes kehamilan. Bila gagal, prosesnya bisa diulang beberapa kali sampai berhasil. (Umumnya bila setelah 3-6 siklus tidak juga berhasil, dokter akan merekomendasikan metode bantuan reproduksi lainnya)
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan–seperti halnya pada proses bayi tabung–calon ibu yang akan menjalani inseminasi buatan dirangsang kesuburannya dengan hormon dan obat-obatan lainnya. Pemberian rangsangan ini dimulai pada awal siklus menstruasi agar pada saat ovulasi indung telur menghasilkan beberapa telur yang matang (dalam keadaan normal, hanya satu telur yang dilepaskan per ovulasi). Sperma yang diinjeksi melalui kateter juga diproses terlebih dahulu agar terseleksi dan terkonsentrasi, sehingga kualitasnya baik dan jumlahnya cukup.
 inseminasi buatan itu salah satu teknik reproduksi buatan. reproduksi buatan sendiri mencakup kloning, bayi tabung (fertilisasi in vitro), inseminasi buatan (kawin suntik), pembastaran (perkawinan silang), rekombinasi gen, dan kultur jaringan.
reproduksi buatan dengan cara inseminasi adalah dengan mengambil sperma jantan yang baik (unggul) lalu disuntikkan ke rahim betina. biasanya inseminasi buatan dilakukan pada sapi di peternakan untuk meningkatkan kualitas ternaknya dan menghemat biaya (hanya butuh satu sapi jantan yang unggul). kalau bayi tabung dilakukan untuk mengatasi ketidaksuburan/infertilisasi.
Inseminasi buatan bisa membantu kehamilan bila:
  • Istri memiliki alergi sperma
  • Suami memiliki jumlah sperma sedikit atau kurang gesit
  • Sebab-sebab lain yang tidak dapat diketahui
Beberapa kerugian inseminasi buatan pada manusia antara lain :

1. Biaya yang sangat mahal karena ketatnya aturan yang harus dipatuhi dan laboratorium yang melaksanakannya juga masih jarang.
2. Jika sperma yang digunakan bukan dari suami sendiri, melainkan dari orang lain, maka akan mengaburkan keturunan dan itu sangat dilarang agama
3. Adanya resiko terjadinya kesalahan yang bisa membuat kegagalan dalam proses inseminasi buatan pada manusia
4. Waktu yang diperlukan untuk tahap persiapan dan pelaksanaan tergolong lama karena harus melalui banyak pemeriksaan, baik secara fisik maupun psikis.


Keuntungan Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan dapat membantu dalam kasus ketidaksuburan disebabkan karena salah satu alasan yang disebutkan di atas. Oleh karena itu, pertama dan keuntungan utama dari metode ini adalah membantu dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan hamil. Sperma digunakan untuk inseminasi buatan adalah baik diperoleh dari pasangan laki-laki dari perempuan, atau dari sebuah bank sperma. Sebelumnya teknik ini hanya digunakan bagi pasangan untuk memiliki anak, hari ini wanita lajang dan pasangan seks yang sama memilih untuk metode ini untuk punya anak.
Kedua, proses inseminasi buatan digunakan dalam kasus pasangan laki-laki menderita kelainan keturunan atau genetik. Sperma yang digunakan untuk proses ini dicuci dan diuji untuk setiap gangguan genetik atau ketidakseimbangan. Oleh karena itu, ada kemungkinan lebih rendah dari gangguan seperti yang lulus dari orang tua untuk anak. Inseminasi buatan lebih dekat dengan metode alami reproduksi, dibandingkan dengan metode lain seperti reproduksi dibantu Dalam Vitro Fertilization (IVF). Oleh karena itu, metode ini secara luas diadopsi oleh pasangan.
Ketiga, ketika berbicara tentang tingkat keberhasilan inseminasi buatan, kita kembali menemukan bahwa proses ini memiliki tangan atas antara semua prosedur lainnya. Tingkat keberhasilan inseminasi buatan setinggi 86%. Namun, perlu dicatat bahwa ada beberapa faktor yang terlibat di sama. Demikian pula, ketika membandingkan inseminasi intrauterin intracervical dan inseminasi, ditemukan bahwa tingkat keberhasilan inseminasi intrauterine lebih tinggi, dan setinggi 80%.
Salah satu keuntungan lain dari inseminasi buatan adalah biaya. Jika anda melihat pada biaya inseminasi buatan dan bahwa metode lain, Anda akan menemukan bahwa inseminasi buatan lebih murah. Biaya rata-rata metode lain seperti fertilisasi in vitro (IVF) lebih tinggi dari AI. Kedua, biaya inseminasi intracervical adalah lebih rendah daripada inseminasi intrauterin. Di sisi lain, sebagaimana disebutkan di atas, ada efek samping relatif tidak terkait dengan AI, yang membuatnya lebih menguntungkan.
Pada menyimpulkan di atas, kita dapat menyimpulkan dengan mengatakan bahwa keuntungan dari inseminasi buatan meliputi efektivitas, biaya rendah dan pencegahan gangguan genetik pada tingkat yang lebih besar. Terakhir, perhatikan bahwa ini menulis-up dimaksudkan untuk tujuan informasi, Anda harus berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui lebih lanjut tentang itu, dan juga untuk mengetahui apakah itu akan membantu Anda atau tidak. Berhati-hatilah!

Jumat, 28 Februari 2014

Puisi Geguritan


Mlayua

Mlayua yen kudu mlayu
Tanpa rasa susah ing atimu
Anggawa katresnan kang gedhe,
Marang Pangeranmu

Mlayua yen kudu mlayu
Nanging aja lali tanggung jawabmu
Katingal ing sajroning ati
Marang sesepuhmu

Mlayua yen kudu mlayu
Kalakon nggawa imanmu
Kependhem ing ati cilik
Marang penuntunmu

Mlayua apa anane
Anggawa kaparingane ing awakmu
Kang karo sih kacipta ing donya
Mresep lakuning uripmu

Selasa, 25 Februari 2014

Uji Makanan

A. Latar Belakang


Bahan makanan: didalamnya terkandung zat makanan seperti Karbohidrat, protein,

lemak, vitamin dan garam mineral Bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari harus mengandung nutrient yang diperlukan tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein merupakan nutrient yang dibutuhkan dalam jumlah besar, sedangkan vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil. Walaupun dibutuhkan sedikit bahan tersebut harus ada dalam menu makanan kita.

Yang melatarbelakangi saya untuk melakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui
kandungan zat nutrient yang terdapat dalam bahan makanan digunakan indicator uji makanan yang biasa dikenal dengan istilah reagen.

B. Tujuan 
Mengetahui kandungan zat makanan (karbohidrat, protein, amilum, lemak) pada
beberapa makanan.
C. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana reaksi zat makanan yang diuji
2.      Apa saja zat yang terkandung dalam penelitian uji makanan
3.      Mengapa dalam penelitian uji makanan harus dipanasi
Tinjaun Pustaka

Beberapa reagen yang banyak digunakan untuk mendeterminasi kandungan nutrient dalam makanan adalah:

  1. Lugol / kalium yodida, Digunakan untuk menunjukkan kandungan bahan makanan jenis amilum (tepung)
  1. Benedict / fehling A dan Fehling B, Digunakan untuk menunjukkan kandungan bahan makanan kelompok gula (monosakarida dan di sakarida)
  1. Millon / Molisch / Biuret, Digunakan untuk menunjukkan bahan makanan kelompok protein
  1. Sudan III / etanol / kertas buram, Digunakan untuk menunjukkan bahan makanan yang mengandung lemak / minyak
  2. Metilen Blue, Digunakan untuk menunjukkan bahan makanan yang mengandung vitamin C













Metodologi Penelitian

A.    Alat dan bahan
1.      Rak tabung reaksi
2.      Tabung reaksi
3.      Penjepit tabung reaksi
4.      Pelat tetes
5.      Gelas kimia
6.      Larutan biuret (campuran CuSO4-1% dan NaOH-10%
7.      Berbagai bahan makan, yaitu : tepung, putih telur, nasi tahu, gulali
8.      Kertas
9.      Pembakar spritus
10.  Larutan lugol
11.  Larutan Fehlin A dan fehlin B
12.  Reagen Benedict

B. Cara Kerja
1.      Melakukan pengujian fungsi reagen, yaitu dengan cara :
1.      Memberikan beberapa tetes lugol dalam tepung.
2.      Membuat larutan glukosa dalam tabung reaksi, menambahkan masing-masing 5 tetes Fehlin A dan Fehlin B atau benedict, kemudian memanaskan dengan pembakar spritus sampai tidak lagi terjadi perubahan warna.
3.      Mengambil putih telur pada tabung reaksi, kemudian meneteskan 3 larutan biuret secara perlahan melalui dinding tabung.
4.      Mengamati reaksi perubahan warna
2.      Menguji kandunga amilum, glukosa dan protein, yaiti dengan cara :
1.      Menghancurkan bahan makanan yang akan diuji dengan menggunakan mortar, kemudian beri sedikit air hingga membentuk larutan.
2.      Mengisi tabung reaksi dengan larutan bahan makanan, kemudian menembahkan reagen.
3.      Menguji kandungan lemak, dengan cara mengoleskan pada kertas buram kering
lalu menerawangkan pada cahaya.





















Hasil dan Pembahasan

A. Hasil
Reaksi perubahan warna

NoBahan makananReagenReaksi warnaFungsi reagen
1TahuBiuretUngu
2NasiLugolBiru kehitaman
3GulaliBenedictMerah bata
4Tepung


5Putih telur



Jenis Bahan MakananReaksi Perubahan WarnaNoda Pada KertasHasil uji Makanan
LugolFehlinBiuretAmilumGlukosaProteinLemak
TahuKelabuBiru muda (sebelum)  Kelanu (sesudah)Ungu---
NasiBiru kehitamanPutih (tidak ada)Biru muda---
GulaliMerah kecoklatanMerah bataKuning kecoklatan----
TepungKuning kecoklatanEndapan kuningUngu---
Putih TelurKuning kecoklatanBiru (sebelum)  Ungu (sesudah)ungu-
Hasil uji makanan
Keterangan :    √  = ada -  = tidak ada


B. Pembahasan
Dalam praktikum uji makanan ini saya menggunakan tahu, nasi, gulali, tepung, putih telur. Dalam makanan yang diuji akan saya analisis berbagai zat yang terkandung di dalamnya, yaitu pada
Tahu : Menggunakan reagen yang menunjukkan adanya tanda positif adalah Millon / Mollisch / Biuret, yang merupakan reagen yang dapat menunjukkan keberadaan protein pada suatu bahan makanan. Warna dasar larutatan biuret adalah ungu. Kandungan zat yang ada pada tahu hanyalah protein, karena lemak, amilum dan glukosa menunjukkan hasil yang negative.  Kemudian reksi perubahan yang dialami tahu dengan reagen lugol adalah berwarna kelabu, dengan reagen fehlin adalah kelabu.
Nasi : Menggunakan reagen biuret dan  Iodine / kalium iodide / KI merupakan reagen untuk menunjukkan kandungan amilum/tepung pada suatu bahan makanan. Warna dasar larutan KI orange
Hasil pengamatan larutan nasi berubah warna dari warna asal putih keruh menjadi berwarna biru kehitaman. Kandungan zat pada nasi adalah amilum dan protein (warnanya berubah menjadi biru ungu. Kemudian reaksi perubahan warna yamg terjadi pada nasi dengan reagen fehlin adalah tidak ada karena tidak ada reaksi perubahan warna apapun dan warna tetap.
Gulali : Benedict, Fehling A dan Fehling B merupakan reagen yang dapat menunjukkan keberadaan glukosa pada suatu bahan makanan. Warna dasar dari larutan benedict adalah biru tua.

Hasil pengamatan: Campuran larutan gula dengan benedict berwarna biru, setelah pemanasan terjadi perubahan warna secara bertahap mulai dari hijau, kuning dan akhirnya menjadi merah bata. Kandungan yang ada pada gulali hanyalah glukosa. Sementara uji kandungan amilum, proten dan lemak menunjukkan tanda negative.
Tepung : Iodine / kalium iodide / KI merupakan reagen untuk menunjukkan kandungan amilum/tepung pada suatu bahan makanan. Warna dasar larutan KI orange

Hasil pengamatan: Larutan tepung berubah warna dari warna asal putih keruh menjadi berwarna biru kehitaman
Putih telur : Millon / Mollisch / Biuret merupakan reagen yang dapat menunjukkan keberadaan protein pada suatu bahan makanan. Warna dasar lauran biuret adalah biru

Hasil pengamatan: Terjadi perubahan warna larutan putih telur menjadi ungum Warna dasar larutan millon adalah ungu
Menguji kandungan lemak Kertas saring / kertas buram
Jika pada kertas buram terbentuk noda saan diterawang, maka makanan yang diuji tersebut mengandung lemak. Makanan yang mengandung lemak hanyalah putih telur.
Dalam praktikum untuk menguji ada tidaknya kandungan suatu zat terhadap suatu makanan harus dipanasi, hal itu dimaksudkan agar larutan yang diuji tersebut terlihat reaksinya.
Kesimpulan
1.      Perubahan warna larutan tepung menjadi biru kehitaman menunjukkan larutan yang diuji mengandung amilum
2.      Perubahan warna larutan menjadi merah bata menunjukkan bahwa larutan tersebut mengandung glukosa.
3.      Kadar warna merah pada hasil eksperimen menunjukkan kualitas kandungan glukosa dalam larutan.
4.      Perubahan warna ungu pada larutan putih telur menunjukkan larutan tersebut mengandung protein
5.      Perubahan warna larutan menjadi merah menunjukkan larutan putih telur mengandung protein
6.      Timbulnya transparan pada kertas menunjukkan adanya kandungan lemak dalam minyak

Senin, 24 Februari 2014

Fotosintesis Uji Sachs



MAKSUD DAN TUJUAN
·         Maksud
1.    Membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis diperlukan cahaya matahari dan berlangsung pada bagian tumbuhan yang berklorofil.
2.    Membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis dihasilkan karbohidrat (amilum).

·         Tujuan
1.    Agar siswa dapat mengetahui peran cahaya dan hasil dari proses fotosintesis
2.    Agar siswa mengetahui bahwa hasil fotosintesis adalah glukosa berupa bahan organik yang disimpan dalam bentuk amilum .
ALAT DAN BAHAN
1.    Alat
2.    Penangas air
3.    Gelas becker
4.    Kaki tiga dan bunsen
5.    Bahan
6.    Daun ketela pohon
7.    Kertas timah
8.    Alkohol 70%
9.    Iodium/lugol
10.  Air
LANGKAH KERJA / PROSEDUR PENELITIAN
1.    Tutuplah sebagian daun-daun pada suatu tanaman daun ketela dengan kertas alumunium, dan yang lain dibiarkan terbuka. Percobaan dimulai sebelum matahari terbit.
2.    Letakkan tanaman ditempat yang mendapat cukup cahaya matahari.
3.    Pada sore hari, petiklah daun-daun tanaman tersebut.
4.    Buka kertas alumunium yang ada pada daun
5.    Masukkan daun-daun tersebut ke dalam air dan direbus.
6.    Ambil dan cucilah daun-daun itu dengan air
7.    Masukkan ke dalam alcohol (supaya klorofilnya larut).
8.    Tetesi daun-daun tersebut dengan iodium atau lugol.
9.    Amati perubahan yang terjadi


Dari percobaan yang telah dilakukan tersebut diatas kita dapat membahasnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama percobaan beserta jawaban yang diperoleh dari hasil percobaan:


Hasil percobaan

Setelah kamu melakuka tes iodium ini hasilnya kira-kira seperti ini:

Pertanyaan

  1. Adakah perbedaan warna antara permukaan daun yang ditutup aluminium foil dengan yang tidak ditutup? Jelaskan mengapa demikian.
  2. Simpulan apakah yang bisa kamu ambil dari percobaan ini?

Jawab

  1. Ada perbedaan antara permukaan daun yang ditutup aluminium foil dengan yang tidak ditutup. Setelah ditetesi larutan iodium, pada bagian permukaan daun yang terbuka tampak berubah menjadi biru kehitaman. Ini menandakan pada bagian tersebut terdapat amilum yang merupakan hasil fotosintesis. Sedangkan bagian permukaan yang tertutup tampak berwarna pucat. Ini menandakan pada bagian tersebut tidak terdapat amilum karena tidak berlangsung fotosintesis.
  2. Simpulan yang bisa ditarik adalah:
    1. Fotosintesis memerlukan cahaya, buktinya bagian daun yang terbuka terkena cahaya matahari langsung terbentuk amilum dari hasil fotosintesis
    2. Fotosintesis menghasilkan amilum, buktinya bagian daun yang ditutup aluminium foil (tidak terkena cahaya) berwarna pucat / tidak mengandung amilum karena tidak berlangsung fotosintesis

Penjelasan

Proses fotosintesis menghasilkan amilum. Ini bisa diketahui ketika permukaan daun yang terkena cahaya ditetesi larutan iodium warnyanya berubah menjadi biru kehitaman (iodium + amilum ----->biru kehitaman). Bagian daun yang tidak terkena cahaya tidak melakukan fotosintesis, sehingga tidak membentuk amilum. Ketika ditetesi iodium warnyanya pucat. Lihat gambar berikut ini:
Kiri: warna biru kehitaman banyak mengandung amilum. Kanan: warna pucat kecoklatan tidak mengandung amilum. 

Kiri: hanya bagian yang berklorofil yang melangsungkan fotosintesis dan menghasilkan amilum. Kanan: bagian yang tidak berklorofil tidak melangsungkan fotosintesis sehingga tidak terbentuk amilum.

Kreasi

Jika kamu punya sebuah klise foto lama yang tidak lagi terpakai, gunakanlah untuk menggantikan fungsi aluminium foil.
Setelah dilakukan tes iodium, maka foto kamu akan tercetak di permukaan daun Smile. Seperti juga gambar di bawah ini. (tahukah cara membuatnya?)
PERTANYAAN
1.    Tuliskan reaksi kimia fotosintesis! Reaksi kimia fotosintesis :
2.    Mengapa pada percobaan ini daun harus ditutup dengan alumunium poil? Pada percobaan ini daun harus ditutup dengan menggunakan alumunium poil agar ketika proses fotosintesis terjadi pada tumbuhan, maka bagian daun yang tertutupi oleh alumunium poil tersebut tidak akan mengalami proses fotosintesis karena cahaya matahari tidak dapat menembus melewati alumunium poil, sehingga ketika percobaan dilakukan akan tampak perbedaan antara bagian daun yang mengalami proses fotosintesis dan bagian daun yang tidak mengalami proses fotosintesis (yang tertutup oleh alumunium poil), dan ketika ditetesi iodium/lugol maka akan tampak perbedaan warna antara keduanya dan dari hal itu dapat dibuktikan bahwa dalam proses fotosintesis, dihasilkan amilum.
3.    Jelaskan alasan mengapa daun dimasukkan ke dalam air panas! Alasan mengapa daun dimasukkan ke dalam air panas adalah untuk menonaktifkan dan alcohol panas melarutkan zat klorofil yang terkandung dalam daun.
4.    Apa manfaat percobaan ini dilakukan? Manfaat dari dilakukannya percobaan ini adalah untuk membuktikan bahwa proses fotosintesis pada tumbuhan hijau benar-benar menghasilkan amilum (karbohidrat) sesuai dengan percobaan yang pertamakali dilakukan oleh Sachs pada tahun 1860.
5.    Mengapa daun yang ditutupi kelihatan putih setelah ditetesi iodium? Daun yang ditutupi akan berwarna putih setelah ditetesi iodium karena pada bagian yang ditutupi sudah tidak terdapat klorofil dan sebelum percobaan, daun yang ditutupi tidak mengalami fotosintesis.
6.    Mengapa daun yang tidak ditutupi berwarna hitam saat ditetesi iodium? Daun yang tidak ditutupi akan berwarna hitam ketika ditetesi iodium karena daun yang tidak ditutupi masih mengandung klorofil dan amilum (karbohidrat)sebagai hasil dari peristiwa fotosintesis yang terjadi sebelum percobaan dilakukan.
KESIMPULAN
·         Pada percobaan yang telah lita lakukan ini, benar-benar terbukti bahwa dalam peristiwa fotosintesis dihasilkan amilum (karbohidrat) sebagaimana percobaan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Sachs pada tahun 1980.
·         Hal ini terbukti melalui terjadinya perubahan warna pada daun yang telah direbus dalam air panas setelah ditetesi iodium.
·         Bagian daun yang tidak ditutupi berubah warna menjadi hitam setelah ditetesi iodium dan hal ini membuktikan bahwa pada bagian daun itu terdapat amilum sebagai hasil dari peristiwa fotosintesis yang terjadi sebelum percobaan dilakukan,
·         sebaliknya pada bagian daun yang ditutupi akan berwarna putih setelah ditetesi iodium dan hal ini membuktikan bahwa pada bagian daun itu tidak terdapat amilum (karbohidrat)
·         tidal adanya amilum tersebut karena ketika proses fotosintesis terjadi, bagian daun tersebut tidak mengalami fotosintesis karena tidak mendapat sinar matahari yang cukup dan tidak dapat memperoleh karbondioksida dari udara karena bagian daun tersebut tertutup rapat oleh kertas timah , dan klorofil di bagian tersebut tidak teraktivasi
SARAN
1.    Menyediakan alat dan bahan
2.    Apabila memanaskan air dengan tabung rekasi (tidak menggunakan gelas beaker) jepit tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi, perhatikan pula nyala api (nyala api harus biru)
3.    Pemanasan awal harus menggunakan nyala api kecil
4.    Jangan mengarahkan mulut tabung reaksi ke daerah yang ada orang atau yang di pakai menyimpan zat kimia
5.    Gunakan pakaian khusus laboratorium dan sarung tangan untuk menghindari hal-hal yan gtidak diinginkan
6.    Tertib dalam melakukan urutan metode penelitian

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons